Minggu, 21 Oktober 2018

ESTIRESI-MAKALAH HUBUNGAN TAKSONOMI PENDIDIKAN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR


MAKALAH
HUBUNGAN ANTARA TAKSONOMI TUJUAN PENDIDIKAN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajan PAI
Dosen Pengampu : Nasrudin, M.Pd.I





Di susun Oleh Kelompok 3 :
Esti Amelia (2016.1962)
Resi Restiani (2016.1306)
                                                                                             
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Jln.Lio Balandongan (Begeg) No.74 Kel. Cikondang, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi
www.staisukabumi.blogspot.com Email: stai.sukabumi@gmail.com


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Hubungan antara Taksonomi Tujuan Pendidikan dan Evaluasi Hasil Belajar” Makalah ini disusun  untuk memenuhi tugas.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.


                                                                                                 Sukabumi, 27 Oktober 2018


                                                                                                            Penulis












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. 
DAFTAR ISI.................................................................................................. 
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A.    LATAR BELAKANG....................................................................... 
B.     RUMUSAN MASALAH................................................................... 
C.    TUJUAN............................................................................................. 
D.    MANFAAT......................................................................................... 
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
A.   Taksonomi Tujuan Pendidikan...................................................
a.    Pengertian Taksonomi Pendidikan...................................................
b.    Arti dan Letak Taksonomi Tujuan Pendidikan...................................................
c.    Taksonomi Bloom...................................................
B.    Evaluasi Hasil Belajar...................................................
a.     Pengertian Evaluasi.......................................................................................... 
b.     Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian.................................................................. 
BAB III PENUTUP.......................................................................................
A.    KESIMPULAN...................................................................................
B.     SARAN................................................................................................ 
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................








BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Pertanyaan pokok sebelum penilaian ialah apa yang harus dinilai itu. Terhadap pertanyaan ini kita kembali pada unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar-mengajar. Ada empat unsur utama proses belajar-mengajar yakni tujuan-bahan metode dan alat sertta penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya ada adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang dugunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud taksonomi tujuan pendidikan ?
2.      Apa yang dimaksud evaluasi hasil belajar ?
3.      Apa hubungan antara taksonomi tujuan pendidikan dan evaluasi hasil belajar ?
C. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu Taksonomi Tujuan Pendidikan
2.      Untuk mengetahui apa itu Evaluasi Hasil Belajar
3.      Untuk mengetahui Hubungan antara Taksonomi tujuan pendidikan dan Evaluasi Hasil belajar





BAB II
PEMBAHASAN

1.      Taksonomi Tujuan Pendidikan
a.      Pengertian taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi, dan “nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.
b.      Arti dan letak taksonomi tujuan pendidikan
Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran para guru bahwa tujuan pelajaran harus di rumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Jadi, tujuan pendidikan bukanlah sesuatu yang perlu di rahasiakan. [1]
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan yaitu:
1)      Tujuan umum pendidikan
2)      Tujuan yang didasarkan atas tingkah laku (taksonomi)
3)      Tujuan yang lebih jelas yang dapat dirumuskan secara operasional

c.       Taksonomi Bloom
Model taksonomi Bloom merupakan salah satu pengembangan teori kognitif, yang biasa sering dikaitkan dengan persoalan dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan masalah standar evaluasi atau pengukuran hasil belajar sebagai pengembangan sebuah kurikulum. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Adapun prinsip dasar taksonomi tujuan pendidikan menurut  Bloom dan krathwohl, yaitu[2]:
1)      Prinsip metodelogis
2)      Prinsip psikologis
3)      Prinsip logois
4)      Prinsip tujuan
Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif dan psikomotor.
Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).
Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:
1)      Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dalamnya mencakup:
a)      pengetahuan (knowledge),
b)      pemahaman (comprehension),
c)       penerapan (application),
d)     penguraian (analysis),
e)       memadukan (synthesis),
f)       penilaian (evaluation);
2)      Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:
a)      Pandangan atau pendapat (oponion)
b)      sikap atau penilaian (attitude,value)
3)      Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari :
a)      kesiapan (set),
b)      peniruan (imitation),
c)       membiasakan (habitual),
d)      menyesuaikan (adaptation)
e)       menciptakan (origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.
Dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja operasional yang menggambarkan bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu pembelajaran.

2.      EVALUASI HASIL BELAJAR
a.      Pengertian Evaluasi
Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya. Adapun menururt ahli mereka mendefinisikannya sebagai berikut :
a.       Guba dan  Lincoln (hamid hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation).
b.      Wiersma dan jurs evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pungukuran dan mungkin juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai.
c.       Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai.
Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.
Dari konsep yang di kemukakan oleh Guba dan Lincoln diatas ada dua karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses, kedua evaluasi berhubungan dengan nilai.[3] 
b.      Hasil belajar sebagai objek penilaian
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang harus di nilai. Terhadap pertanyaan ini kita kembali kepada unsur-unsur yang terdapat dalam proses belajar-mengajar. Dalam sistem pendidikan nasioanal rumusan tujuan pendididikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak nilai oleh para pendidik di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Selanjutnya, kami akan memaparkan masing-masing dari ranah tersebut.
1)      Penilaian ranah kognitif  terdiri atas :
a)      Tipe hasil belajar : pengetahuan
Istilah pengatahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kataknowledge dalam taksonomi Bloom, pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi Bloom. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, dll tanpa harus mengetahui atau dapat menggunakannya. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini antara lain: benar-salah, menjodohkan isian atau jawaban singkat dan pilihan ganda.
b)      Tipe hasil belajar: pemahaman
Kemampuan ini pada umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang di ajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubunkan dengan hal yang lain. Bentuk soal yang sering di gunakan adalah pilihan ganda atau uraian. Kemampuan pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori yaitu: 
·         Menerjemahkan (translation)
·         Menginterprestasi (interprestation)
·         Mengekstrapolasi (extrapolation)
c)      Tipe hasil belajar: penerapan
Penerapan adalah pengguaan abstraksi pada situasi yang kongkret atau situasi khusus. Dalam jenjang kemampuan ini peserta didik di tuntut kesanggupan umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan kongkret. Pengukuran ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
d)     Tipe hasil belajar: analisis
Dalam jenjang kemapuan ini seseorang di tuntut untuk dapat menguraikan situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan atas tiga kelompok yaitu :
·         Analisis unsur
·         Analisis hubungan
·         Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi
e)      Tipe hasil belajar: sintetis
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan faktor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa: tulisan dan rencana atau mekanisme.
f)       Tipe hasil belajar: evaluasi
Dalam jenjang kemapuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. yang terpenting dalam evaluasi ialah menciptakan kriteria tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisinya sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria standar, atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu.
2)      Penilaian ranah afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemapuan yaitu:
a)      Meneriama, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
b)      Menjawab, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar
c)      Menilai, yaitu yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.
d)     Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e)      Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan sistem nilai yang telah dimiliki sesorang , yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.
3)      Penilaian ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotoris meliputi tiga tingkatan keterampilan yakni :
a)      Keterampilan motorik (muscular or motor skills) yaitu: memperlihatkan gerak, menunjukan hasil, menggerakan, menampilkan, melompat dan sebagainya.
b)      Manipulasi benda (manipulation of materials or objects) : menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi, dan sebagainya.
c)      Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong dan sebagainya.
3.      Hubungan antara taksonomi tujuan pendidikan dan evaluasi hasil belajar
Pada dasarnya kedua pengertian ini sama-sama mempunyai tujuan yang sama dalam dunia pendidikan. Dengan objek yang sama yaitu peserta didik, disini dibahas tentang bagaimana tujuan pendidikan tercapai dan mengukur hasil akhir belajar dengan evaluasi. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan membaginya menjadi tiga ranah, a) ranah kognitif, b) ranah afektif, c) ranah psikomotoris. Semua ranah ini dilakukan untuk membantu berjalannya kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan yang ditentukan tercapai, begitu pula dengan evaluasi hasil belajar itu untuk membantu mengukur seberapa mampu peserta didik menguasai materi yang diajarkan. Tujuan pengajaran pada intinya adalah diperolehnya bentuk tingkah laku menjadi lebih baik, yang belum tahu jadi lebih banyak tahu tentang ilmu pengetauan melalui belajar yang di sampaikan oleh seorang pendidik.








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan evaluasi dan taksonomi di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Evaluasi dalam sistem pendidikan dan pengajaran adalah komponen yang urgen yang harus dilakukan terutama untuk tujuan mengetahui pencapaian keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran yang telah dijalankan.
2.       Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru pada peserta didik yang menurut Benyamin S Bloom terbagi dalam tiga ranah tujuan pengajaran yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dikenal dengan taksonomi Bloom.
3.       Taksonomi Bloom dikembangkan dari teori psikologi kognitif dan dirumuskan pertama kali tahun 1956. Setiap ranah/domain tersusun atas kategori-kategori atau subkategori yang menunjukkan tingkat kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik.
4.      Dalam evaluasi pendidikan taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai acuan melakukan penilaian secara lebih komprehensif dan terperinci mencakup ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) dan mencakup sub-sub kategorinya.
B. SARAN
Evaluasi sangat diperlukan dalam kegiatan pendidikan, guna untuk mengkoordinir kagiatan- kegiatan yang dilakukan serta untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran. Selain itu  evaluasi juga berguna untuk diri sendiri agar senantiasa selalu berintrofeksi diri menjadi pribadi yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto Suharsisni, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan”, Bumi Aksara ; jakarta : 2012
Daryanto , “Evaluasi Pendidikan”, Rineka Cipta ; jakarta : 2008
Sanjaya Wina, “ Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran”, Kencana Prenada Media Grup ; jakarta : 2010
Sudjana Nana, “ Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” , PT.Remaja Rusda Karya ; Bandung : 2006
Diakses dari : http://rifkiyafitriyamulyanie.blogspot.com/2015/04/hubungan-antara-taksonomi-tujuan. pada tanggal 22 Oktober 2018

Sabtu, 13 Oktober 2018

RPP KU-MICROTEACHING

ENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : MTs Assa’adah
Mata Pelajaran          :  Fiqih
Kelas / semester        : VII E
Materi Pokok             : Sholat Lima Waktu
Alokasi waktu            : 15 menit

A.    Kompetensi Inti (KI)
KI1.  Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI4.  Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara maniri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B.     Kompetensi Dasar
1.2     Menghayati ketentuan sholat lima waktu
2.2     Menghayati  hikmah sholat lima waktu
3.3     Memahami waktu-waktu sholat lima waktu
4.3     Mempraktikkan sholat lima waktu

C.    Indikator
3.3.1   Siswa mampu menjelaskan pengertian sholat
3.3.2   Siswa mampu menunjukkan dalil perintah sholat lima waktu
3.3.3   Siswa mampu membedakan syarat sah sholat dan syarat wajib sholat
3.3.4   Siswa mampu menyebutkan sunah-sunah sholat
3.3.5   Siswa mampu mengidentifikasikan hal-hal yang membatalkan sholat
3.3.6   Siswa mampu menyebutkan rukun sholat
3.3.7   Siswa mampu menyebutkan ketentuan waktu sholat fardu
4.3.1   Siswa mampu mendemonstrasikan sholat lima waktu

D.    Materi Pembelajaran
1.         Pengertian sholat lima waktu
Shalat  secara  bahasa  berarti  doa.  Secara  istilah  shalat  adalah  ibadah  yang terdiri  dari perkataan  dan perbuatan  tertentu, yang  dimulai dengan  takbir, dan  diakhiri dengan salam.
2.         Syarat Wajib dan syarat sah Sholat lima Waktu
Syarat-syarat sah sholat :
a.    Suci badan dari hadats besar dan kecil.
b.    Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
c.     Menutup  aurat
d.    Telah masuk waktu shalat.
e.    Menghadap kibla
Syarat wajib solat
A.Islam
B. Baligh 
C. Berakal
D. Telah sampai dakwah rosulullah
3.         Rukun Sholat lima waktu
a.    Niat
b.    Berdiri, bagi yang
c.    berkuasa:
d.   Takbiratul ihram: membaca "Allahu Akbar"
e.    Membaca Surat Fatihah
f.     Ruku' dan thuma'ninah
g.    I'tidal dengan thuma'ninah
h.    Sujud dua kali dengan thuma'ninah,
i.      Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah
j.      Duduk untuk tasyahud pertama
k.    Membaca tasyahud akhir
l.      Membaca shalawat atas Nabi
m.  Mengucapkan salam yang pertama
n.    Tertib
4.      Hal-hal yang membatalkan sholat

E.     Metode Pembelajaran
1.      Ceramah
2.      Tanya Jawab
3.      Small Group Discussion

F.     Media, Alat/Bahan
1.      Spidol
2.      White board
3.      Gambar

G.    Sumber Belajar
1.      Buku Pedoman Guru Fiqih kelas VII MTs
2.      Buku Pegangan siswa Fiqih kelas VII Mts

H.    Langkah-langkah pembelajaran
No
Kegiatan
Waktu

1.
Pendahuluan
1.      Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam.
2.      Guru menanyakan kabar siswa.
3.  Guru memeriksa kehadiran, dan  tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
4.      Mengajukan pertannyaan secara komunikatif dengan materi sebelumnya dan mengaitkan materi yang akan dipelajari.
3 Menit

2.
Kegiatan Inti
a.      Mengamati
1)      Siswa mengamati gambar gerakan sholat
2)      Siswa menyimak hasil pengamatan gambarnya
3)      Siswa membaca dalil tentang perintah sholat
4)      Siswa menyimak penjelasan guru tentang Sholat lima waktu.
b.      Menanya
1) Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertannyaan.
2)      Siswa bertanya mengenai penjelasan guru tentang sholat lima waktu.
c.       Mengeksperimen/Mengexplorasi
1)  Siswa dibagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan mengenai sholat lima waktu.
2)      Masing-masing kelompok mendiskusikan tugas kelompok yang telah dipersiapkan oleh guru
d.      Asosiasi
1)      Siswa melalui kelompoknya merumuskan hasil diskusi dan penggaliannya berkaitan dengansholat lima waktu.
2)      Siswa membuat kesimpulan berkaitan dengan sholat
e.       Komunikasi
1)      Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan.
2)      Hasil diskusi di koreksi guru bersama dengan siswa.
3)      Salah satu siswa mewakili memperagakan tatacara sholat lima waktu.
7 Menit

3.
Penutup
1.    Guru memberi penguatan, sekaligus mengajak para siswa untuk merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran secara bersama-sama.
2.    Guru mengingatkan dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
3.    Guru menutup pelajaran dengan membaca salam dan membaca hamdalah.
5 Menit

I.       Penilaian
Bentuk penilaian Terlampir

Sukabumi, 7 Oktober 2018
Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                   Guru PAI


____________                                                    ________________
NIP. -                                

MAKALAH FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

MAKALAH
FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen : Drs.Tony Sanjaya,M.Pd




Disusun Oleh:
Oktavera Audina (2016.1303)
Resi Restiani (2016.1306)



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Jln.Lio Balandongan (Begeg) No.74 Kel. Cikondang, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi
www.staisukabumi.blogspot.com Email: stai.sukabumi@gmail.com




KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Fungsi Administrasi Pendidikan”. Makalah ini disusun agar dapat bermanfaat sebagai media sumber informasi dan pengetahuan.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Administrasi Pendidikan, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.


Sukabumi, 6 Oktober 2018















ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... ................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG....................................................................................................... 1
B.  RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1
C.  TUJUAN.............................................................................................................................1
D.    MANFAAT.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ADMINISTRASI.......................................................................................2
B.PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN............................................................. 3
C.FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN.........................................................
Planning............................................................................................................4
 Organizing.......................................................................................................6
Staffing.............................................................................................................7
Directing...........................................................................................................8
Coordinating.....................................................................................................8
Budgeting........................................................................................................10
Motivating.......................................................................................................10
Controlling.......................................................................................................11
Evaluating........................................................................................................12

BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..................................................................................................................14
B. SARAN...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA


iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Konsep pembelajaran fungsi-fungsi administrasi telah dikenal sejak lama dengan berbagai asumsi. Administrasi bisa dikenal sebagai materi, menyuruh orang agar bekerja, mencapai suatu tujuan melalui upaya orang lain, memanfaatkan manusia, uang, dan sebagainya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas dan komperensif, tentang administrasi, makalah ini akan mengemukakan fungsi dan tujuan yang berlaku dalam administrasi.
             Seperti halnya dalam bidang lain, dalam perkembangan administrasi sering terjadi asumsi, teori dan pandangan yang melengkapi mengubah bahkan mengganti sebagian dengan perombakan itu, administrasi seolah maju dan berkembang segala kemajuan kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan administrasi hadir dalam kehidupan manusia sejak zaman dahulu sampai yang akan datang.
            Administrasi sebagai suatu kegiatan bersama terdapat dimana-mana selama ada manusia yang hidup dan bekerjasama dalam kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja menghasilkan semacam benda sebagai produknya, maka di situ kita melihat ada administrasi. Jika kita melihat suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu pelajaran yang akhirnya mereka mendapat sertifikat dari proses pendidikan itu,maka distu ada administrasi pendidikan. Jika kita melihat suatu lembaga yang mempunyai suatu organisasi yang tersusun baik ataupun terencana, maka di situ kita melihat ada sebuah manajemen, dan disetiap lingkungan mempunyai proses pengelolaan pembelajaran.
B.     RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
Apa pengertian dari administrasi?
Apa pengertian dari administrasi pendidikan?
Apa fungsi dari administrasi pendidikan?
C.    TUJUAN
Agar mengetahui pengertian dari administrasi
Agar mengetahui pengertian dari administrasi pendidikan
Agar memahami fungsi-fungsi dari administrasi
D.    MANFAAT
Dapat mengetahui arti dari administrasi
Dapat mengetahui arti dari administrasi pendidikan
Dapat memahami fungsi-fungsi administrasi
1

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN ADMINISTRASI
            Secara sederhana administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan “ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro beraarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu. Administrasi dalam arti sempit adalah aktivitas ketatausahaan, berupa penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi dalam arti luas yaitu suatu kegiatan antara 2 orang atau kelompok yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan  yang telah di tentukan.
Menurut Herbert A. Simonn:
            Administration can be defined as the activities of groups cooperating to accomplish common goals. Jadi baginya admnistrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama (Simon, 1959: 3).
Menurut Prajudi Atmosudirdjo:
            Administrasi merupakan suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu di dalam masyarakat modern. Eksistensi daripada administrasi ini berkaitan dengan organisasi, artinya administrasi itu terdapat di dalam suatu organisasi. Jadi barang siapa hendak mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus mencari terlebih dahulu suatu organisasi yang masih hidup, di situ terdapat administrasi (Atmosudirdjo, 1982: 39-40).
Menurut The Liang Gie:
Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap        pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama  mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sondang P. Siagian:
            Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentkan sebelumnya.
            Definisi para ahli tentang administrasi ini sangat banyak karena pada              prinsipnya mempunyai pengertian yang sama yaitu antara lain:
a.       Kerja sama;
b.      Banyak orang;
c.       Untuk mencapai tujuan bersama (Kencana Syafiie, 2006: 15).


2

B.    PENGERTIAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
            Untuk dapat memahami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka perlu terlebih dahulu membahas titik awal pengertian tersebut, yaitu administrasi.Pengertian dasar tentang administrasi itu akan merupakan tumpuan pemahaman administrasi pendidikan seutuhnya.Seperti dijelaskan diatas bahwa administrasi secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.Pendidikan adalah usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik didalam maupun diluar sekolah.Untuk memperluas pemahaman tentang pengertian administrasi pendidikam berikut ini dikemukakan beberapa batasan atau definisi, yaitu:
Hadari Nawawi (1989:11) : administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
Engkoswara : administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumberdaya yaitu manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta dalam mencapai tujuan pendidikan yang disepakati.
Ngalim Purwanto (1984:14) : administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan, kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan, dan pembiyaan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personel, materiil maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Robert E. Wilson (1996) : administrasi pendidikan adalah koordinasi kekuatan penting untuk pengajaran yang lebih baik bagi seluruh anak-anak di dalam organisasi sekolah untuk mencapai tujuan dan menjamin pencapaian tujuan.
Oteng Sutisna (1983 :17) : administrasi pendidikan sebagai suatu peristiwa mengkoordinasikan kegiatan yang saling bergantung dari orang-orang dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama pendidikan anak-anak.
Mohammad Rifai (1972:51) : administrasi adalah keseluruhan proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik personel maupun materil dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama seefektif dan seefisien mungkin.
Calvin Grieder (1961) : administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses yang menggunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai baik personal maupun materil dalam usaha mencapai tujuan bersama seefektif dan seefisien mungkin (Rifai : 1972).



3



C.    FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1.      Fungsi-fungsi Administrasi Pendidikan
                  Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan peserta didik secara tidak langsung.
Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai  berikut:
 (1) perencanaan
 (2) pengorganisasian,
 (3) kepegawaian
 (4) pengarahan
 (5) pengkoordinasian,
 (6) penganggaran
 (7) pergerakan
 (8) pengawasan
 (9) penilaian.
a.      Planning (perencanaan)
     Administrasi dan manajemen membutuhka selalu diawali dnegan fungi perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan ini administrator berkegiatan untuk merumuskan, memilih, dan menetapkan apa saja aktifitas-aktifitas sumber daya yang akan dilaksanakan dan mungkin yang akan digunakan dimasa datang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
     Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments”. Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit untuk dirubah.
     Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin perencanaan pendidikan adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya secara menyeluruh dari suatu negara”.
     Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan;

4

2. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama;
3. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
4. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat;
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi;
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi;
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami;
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.
Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas pertimbangan tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat, berikut adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan:
Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan;
Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif;
Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis;
Perencanaan harus berorientasi pada tujuan;
Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif pendidikan;
Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas; dan
Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang sedang terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah panduan untuk mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah kepada tujuan berdasarkan komitmen-komitmen tertentu.









5
b.      Organizing (pengorganisasian)
            Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya berisi  tentang menyusun dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun kelompok, sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang sudah ditetapkan.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu pengorganisasian,
- Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentuan hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan yang sepatutnya.
 - Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun empat syarat yang harus dipertimbangkan       dalam pengorganisasian, yaitu:
Legitimasi (Legitimacy), memberikan respon dan tuntunan eksternal, yaitu sekolah mampu menampilkan performansi organisasi yang dapat mayakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuan sekolah mencapai tujuan melakukan tindakan melalui sasaran.
Efisiensi (efficiency), pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu, uang, dan sumber daya sekolah.
Keefektifan (effectivitness) menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja bagian-bagian organisasi, dan menentukan personnel (guru dan non guru) melaksanakan tugasnya;
Keunggulan (excellent) menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksankan fungsi dan tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.
-Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam mengorganisasi program sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian menentukan parameter waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan tanggung jawab, merinci hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi, identifikasi kebutuhan koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian kerja.
Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus diperhatikan, diantaranya:
1. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
2. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;
3. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;
4. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
5. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
6. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.




6
-Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti teknis kegiatan yang dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan eksternal, dan mengatasi ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan tugas meliputi pasangan timbal balik antara staff yang selevel seperti guru atau sesama staff personnel lainnya di sekolah (Owens, 1987). Alasan fungsi pengorganisasian penting
1. Mewujudkan struktur organisasi;
2. Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas
3. Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas
4. Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi; dan
5. Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat diketahui.
Selain itu, didalam fungsi pengorganisasian ini terdapat kegiatan-kegiatan tertentu, kegiatan tersebut adalah:
1. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang diperlukan;
2. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggungjawab;
3. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia/tenaga kerja; dan
4. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
c.  Staffing (kepegawaian)
     Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan fungsi-fungsi sebelumnya, kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas kegiatannya.
Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah personal itu sendiri. aktifitasnya yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain: menentukan, memilih, menempatkan, dan membimbing personnel.
Sebenarnya fungsi administrasi ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu diperhatikan.
Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension pegawai.






d. Directing (pengarahan)
                  Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota organisasi, sehingga mereka menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain informasi tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan organisasi.
                  Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini adalah suatu cara berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian terhadap konsep dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu, kerja sama dalam satu tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah dilakukan oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya.
Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah bagaimana kepemimpinan berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Pengarahan-pengarahan dapat berupa:
1. Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas;
2. Urutan prioritas penyelesaian;
3. Prosedur kerja;
4. Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan;
5. Pihak-pihak yang berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak langsung; dan
6. Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut

e. Coordinating (pengkoordinasian)
                  System koordinasi pada umumnya tidak efektif karena muncul system birokrasi, dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi terlalu besar dan rumit untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216) merupakan rangkaian aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan orang-orang dan pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199) merumuskan koordinasi ialah mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.
Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1. Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
2. Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu;



3. Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan;
4. Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
5. Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya;
6. Memorandum atau instruksi berantai; dan
7. Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.
   Unsur-unsur koordinasi yang penting dalam organisasi pemerintahan daerah, provinsi, kabupaten/kota, dinas pendidikan daerah, dan sekolah antara lain dapat dikemukakan:
Ada koordinator yang cukup berwibawa dilihat dari kedudukan dan pendidikannya untuk memfungsikan tiap-tiap bagian atau orang-orang dalam organisasi. Koordinator tersebut memiliki kemampuan untuk membawa dan menggunakan sumbangan dari unit dan orang tersebut guna mewujudkan tujuan yang telah ditentukan;
Ada unit atau orang yang dikoordinasikan yang sudah ditata dan mampu memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi terwujudnya cita-citan bersama; dan
Ada pengertian timbal balik dari coordinator dan mereka yang terkoordinir untuk saling menghargai dan saling kerjasama bagi kepentingan organisasi.
Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:
Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang.
Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk.














f. Budgeting (Penganggaran)
                  Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan sehari-hari, dimana manusia membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan, begitulah pentingnya fungsi pembiayaan ini.
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara lain:
Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan,
Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan,
Bagaimana penggunaannya,
Siapa yang akan melaksanakannya,
Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan
Bagaimana pengawasannya, dll.
g. Motivating (Pergerakan)
                  Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang Gie merupakan aktifitas seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Terry menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi.
Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.Unsur essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan pergerakan dengan sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan penghargaan terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi seorang pemimpin (leader) dengan memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang memadai.
Didalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses yang mungkin dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita gerakkan tersebut, jadi tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun berikut ini pedoman umum yg mungkin biasa dilakukan, yaitu:
1. Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan sebagainya;
2. Komunikasi yang efektif;



          3. Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
4. Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja; dan
5. Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.

h. Controlling (Pengawasan)
                    Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan individual; dan agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana dengan pelaksanaan. Dengan demikian jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai fungsi system yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan denikian dapat ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan. Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personnel dalam memproses obyek dan hasil pendidikan.
                    Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk mengadakan perbaikan, termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur kembali tugas-tugas atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut dilakukan melalui manusiawi.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:
Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan;
Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan;
Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;
Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka;
Merupakan control diri sendiri;
Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja; dan
Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan.
                    Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia (personnel) secara optimal yaitu:
Mengikutsertan mereka menentukan sasaran;
Menciptakan iklim ynag mendorong pengembangan diri; dan
Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang diperolah.



i. Evaluating (Penilaian)
                  Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program, diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian berpegang pada rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap tujuan merupakan kriteria penilaian.
                  Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak didirikan orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan memajukan kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan bukanlah untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan –keuntungan atau kerugian masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan tersebut berhasil;
Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien;
Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak; dan
Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.
Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.
administrasi pendidikan juga memiliki sebuah ruang lingkup (bidang garapan) didalam pengelolaannya. Diantara administrasi pendidikan adalah:
a.     administrasi tata laksana sekolah
b.    administrasi personel guru dan pegawai sekolah
c.     administrasi peserta didik
d.    supervisi pengajaran
e.     pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
f.     pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
g.    hubungan sekolah dan masyarakat
             




  Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan monitoring, kontrol, dan supervisi. Monitoring dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan pekerjaannya untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi berkaitan sangat erat dan mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih memperbaiki pelaksanaan program suatu organisasi atau lembaga.
Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation. Pendek kata, penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai segi kehidupan organisasi atau lembaga.


























BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
            Administrasi pendidikan adalah suatu kegiatan kerja sama atau proses pengintegrasian segala sesuatu baik personal maupun material yang tergabung dalam orgaisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
 Administrasi pendidikan juga memiliki sebuah fungsi, diantara fungsi administrasi pendidikan adalah:
 (1) perencanaan,
 (2) pengorganisasian,
 (3) penyusunan,
 (4) pengarahan,
 (5) pengkoordinasian,
 (7) penganggaran,
 (8) pergerakan,
 (9) penilaian
        administrasi pendidikan juga memiliki sebuah ruang lingkup (bidang garapan) didalam pengelolaannya. Diantara administrasi pendidikan adalah:
a.     administrasi tata laksana sekolah
b.    administrasi personel guru dan pegawai sekolah
c.     administrasi peserta didik
d.    supervisi pengajaran
e.     pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
f.     pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
g.    hubungan sekolah dan masyarakat
                     






 Didalam administrasi pendidikan terdapat pulasebuah prinsip-prinsip yang dapat menunjang kegiatan administrasi dan mencapai tujuan administrasi pendidikan karena prinsip ini merupakan sesuatu yang dijadikan sebagai pengayaan untuk mencapai tujuan yang telah                                ditetapkan. Diantara prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah:
 1. Adanya kerja sama sekelompok orang
 2. Adanya penataan dan pengaturan dari kerja sana tsb
 3. Adanya SDM (sumber daya manusia/personal) yang harus ditata
 4. Adanya peralatan dan perlengkapan (non manusia ) yang harus ditata
 5. Adanya tujuan yang hendak dicapai bersama dari kerjasama tersebut.
B. SARAN
 Administrasi pendidikan sangat diperlukan dalam kegiatan pendidikan guna untuk mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang di lakukan dan tidak hanya itu dapat juga menginventaris kelengkapan                media-media atau sarana belajar. Apabila suatu sekolah tidak menggunakan administrasi pendidikan maka sekolah itu tidak akan berhasil dan cenderung kacau.



















DAFTAR PUSTAKA
blogspot.com/2013/04/makalah-administrasi-pendidik

Jumat, 12 Oktober 2018

MAKALAH OKTARESI- KLASIFIKAS METODE PEMBELAJARAN PAI DAN FUNGSINYA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Burhanudin, M.S.I









Disusun oleh kelompok 4 :
Oktavera Audina (2016.1303)
Resi Restiani (2016.1306)




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Jln.Lio Balandongan (Begeg) No.74 Kel. Cikondang, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi
www.staisukabumi.blogspot.com Email: stai.sukabumi@gmail.com



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah membeikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Klasifikasi dan Fungsi Metode Pembelajaran PAI dengan baik.
Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliahMetodologi Pembelajaran PAI. Selain itu kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengklasifikasian metode-metode pembelajaran PAI.
Kami menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan di masa mendatang.

                                                            








Sukabumi, 17 O ktober 2018



                                                                                                                                                  Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................         
DAFTAR ISI.........................................................................................................        
BAB I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..........................................................................................        
B.     Rumusan Masalah .....................................................................................        
C.     Tujuan Penulisan........................................................................................        
D.    Manfaat Penulisan......................................................................................        
BAB II       PEMBAHASAN
A.    Klasifikasi dan Fungsi................................................................................        
B.     Metode Pembelajaran PAI.........................................................................        
C.     Klasifikasi Metode Pembelajaran...............................................................        
D.    Faktor Penggunaan metode dan fungsinya.....................................................      
BAB III     PENUTUP
A.    Simpulan....................................................................................................     
B.     Saran..........................................................................................................      
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................      








BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh sorang guru untuk menyampaika materi pembelajaran kepada peserta didik. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh pendidik dalam mengadakan hubungan dengan pelajar pada saat berlangsungnya pembelajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Mengingat bahwa mengajar pada hakikatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi para pelajar. Oleh karena itu metode belajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi pelajar, dan upaya guru dalam memilih metode yang baik merupakan upaya mempertinggi mutu pengajaran atau pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Terdapat beberapa metode mengajar yang dapat digunakan oleh seorang guru. Untuk mempermudah penggunaannya metode-metode tersebut dikelompokkan berdasarkan penggunaan pada mata pelajara PAI dan fungsi disetiap poinnya. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai pengelompokkan metode pembelajaran PAI, makadalam makalah penulis kali ini mengangkat tema “Klasifikasi dan Fungsi Metode Pembelajaran PAI”
                                                
B.     Rumusan masalah
Untuk membatasi masalah agar lebih terpusat pada pokok persoalan sesuai dengan judul diatas, maka dalam makalah ini pemakalah menguraikan beberapa permasalahan yaitu:
1.      Bagaimana pengklasifikasian dan fungsi metode pembelajaran PAI?
2.      Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengklasifikasian dan fungsi metode pembelajaran PAI?

C.       Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada permasalahan yang diajukan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengklasifikasian dan fungsi metode pembelajaran PAI.
2.      Untuk mengetahui Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengklasifikasian dan fungsi metode pembelajaran PAI.

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Penyusunan karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah khazanah keilmuan mengenai klasifikasi dan fungsi dari metode pembelajaran PAI.
2.      Manfaat Praktis
a.    Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan tentang klasifikasi dan fungsi metode pembelajaran PAI.
b.    Bagi Pembaca
Memberi wawasan dan pemahaman mengenai klasifikasi dan fungsi metode pembelajaran PAI.





















BAB II
 PEMBAHASAN

A.    Klasifikasi dan Fungsi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Klasifikasi adalah penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang ditetapkan.
Klasifikasi merupakan kata serapan dari bahasa Belandaclassificatie, yang sendirinya berasal dari bahasa Prancis classification. Istilah ini menunjuk kepada sebuah metode untuk menyusun data secara sistematis atau menurut beberapa aturan atau kaidah yang telah ditetapkan.
Secara harfiah bisa pula dikatakan bahwa klasifikasi adalah pembagian sesuatu menurut kelas-kelas. Menurut Ilmu Pengetahuan, Klasifikasi adalah Proses pengelompokkan benda berdasarkan ciri-ciri persamaan dan perbedaan.[1]
Menurut Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas, klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.
Adapun Sulistyo Basuki mengemukakan bahwa klasifikasi berasal dari kata Latin “classis” atau proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama.[2]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa klasfifikasi adalah suatu kegiatan yang mengelompokkan sesuatu yang memiliki beberapa ciri yang sama dan memisahkan yang tidak sama. Jadi klasifikasi dan fungsi metode pembelajaran PAI adalah pengelompokan metode-metode pembelajaran PAI berdasarkan penggunaan pada mata pelajaran PAI yaitu, Al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak, Fiqih dan SKI yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B.     Metode Pembelajaran PAI
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
2.      Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
3.      Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4.      Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
5.      Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6.      Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai serta sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.[3]

C.     Klasifikasi Metode pembelajaran
Metode digunakan oleh seorang pendidik untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajran berlangsung. Hal yang terpenting dalam metode ialah, tujuan belajar yang ingin dicapai. Penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda bergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yang diklasifikan sebagai berikut:
1.       Metode Ceramah
2.     Metode Diskusi
3.     Metode Tanya Jawab
4.     Metode Pembiasan
5.     Metode Keteladanan
6.     Metode Pemberian Ganjaran
7.     Metode Pemberian Hukuman
8.     Metode Sorogan
9.     Metode Bandongan
10.   Metode Muzakarah
11.   Metode Kisah
12.   Metode Pemberian Tugas
13.   Metode Karya Wisata
14.   Metode Eksperimen
15.   Metode Latihan
16.   Metode Sosio-drama
17.   Metode Simulasi
18.   Metode Kerja Lapangan
19.   Metode Demonstrasi
20.   Metode Kerja Kelompok
Pemilihan metode mengajar yang tepat terkait dengan efektifitas pengajaran. Ketepatan penggunaan metode mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, diataranya:
a.       Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan ini hendaknya dijadikan tumpuan perhatian karena akan memberi arah dalam memperhitungkan efektivitas suatu metode.
b.      Keadaan pelajar
Metode mengajar merupakan alat untuk menggerakkan pelajar agar dapat mempelajari bahan pelajaran. Seorang pendidik dapat menggerakkan pelajar jika metode mengajar yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan pelajar.
c.       Bahan pengajaran
Pendidik hendaknya mampu menguraikan bahan pengajaran kedalam unsu-unsur secara rinci.
d.      Situasi belajar mengajar
Pengertian situasi belajar mencakup suasana dan keadaan kelas-kelas yang berdekatan yang mungkin mengganggu jalannya proses belajar-mengajar, keadaan siswa masih semangat atau sudah lelah, keadan cuaca dan sebagainya.
e.       Fasilitas
Metode-metode mengajar sebagian dapat digunakan dengan fasilitas yang minim, dan sebagian yang lain menuntut fasilitas memadai yang tidak dapat digunakan apabila tidak didukung fasilitas tertentu. Guru hendaknya memperhitungkan peran fasilitas tersebut dalam menetapkan metode mengajar yang akan digunakan.
f.       Kekuatan dan kelemahan metode
Pendidik dapat menegtahui dan mempertimbangkan batas-batas kekuatan dan kelemahan metode yang digunakan, karena setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda.
D.  fungsi Penggunaan Metode Pembelajaran
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1.      Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lain. Tidak ada satu pun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti, fungsi metode pembelajaran sebagai alat motivasi ekstrinsik, dengan menempatkan guru sebagai motivatornya. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Metode pembelajaran berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar peserta didik. Motivasi ekstrinsik menurutSardiman A.M.(1988:90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
2.      Sebagai Strategi Pembelajaran.
Daya serap peserta didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam. Ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan guru. Perbedaan daya serap peserta didik memerlukan strategi pembelajaran yang tepat, dan metode merupakan salah satu solusinya. Bagi sekelompok peserta didik boleh jadi mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanya jawab, tapi bagi sekelompok peserta didik yang lain. Di sinilah letak fungsi metode pembelajaran. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar menurut Dra Roestiyah N.K (1989:1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.      Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pedoman yang memberi arah kemana kegiatan pembelajaran akan dibawa. Tujuan dari kegiatan pembelajaran tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satu komponen tersebut adalah metode. Fungsi metode pembelajaran adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan.
Selain itu penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : 
a.       Sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.
c.       Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran.
d.      Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik sebuah simpulan sebagai berikut:
1.        Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok.
2.        Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran yaitu: Metode Ceramah, Metode tanya jawab, Metode Diskusi, Demonstrasi dan Eksperimen, Tugas belajar dan Resitasi, Kerja Kelompok, Karyawisata, Manusia sumber, Simulasi dan Latihan.
3.        Ketepatan penggunaan metode mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, diataranya: Tujuan yang hendak dicapai, Keadaan pelajar, Bahan pengajaran, Situasi belajar mengajar, Fasilitas dan Kekuatan dan kelemahan metode.
4.        Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, metode pembelajaran memiliki beberapa fungsi, diantaranya: Alat Motivasi Ekstrinsik, Strategi Pembelajaran dan Alat untuk Mencapai Tujuan.
5.        Selain itu penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : Sebagai cara untuk mencapai tujuan pembelajaranSebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaranSebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran sertaSebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan secara individu atau kelompok.

B.     Saran
Dengan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu dari referensi atau pedoman pendidik dalam menentukan metode pembelajaran yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah ini. Dengan segala keterbatasan dan kemampuan penulis, maka untuk pengembangan lebih lanjut disarankan kepada para pembaca untuk turut mencari reverensi lain terkait dengan materi ini guna menjadi masukan kepada penulis dan perbaikan serta penyempurnaan kedepannya.





DAFTAR PUSTAKA

Dra. Sumiati dan Asra, M.Pd. 2008. Metode pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Drs. H. M. Suparta dan Drs. Herry Noer Aly, MA. 2008. Metodologi pengajaran agama islam. Jakarta: Amissco.

Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. 2003. Konsep dan makna. Bandung: Alfabeta.

Sabri, Ahmad. 2005Strategi Belajar Mengajar Micro TeachingJakarta : Quantum teaching.

Septiandi, dendi. 2012. Prinsip dan Fungsi Metode Mengajar.http://dendiseptiandi27.blogspot.co.id/2012/12/prinsip-dan-fungsi-metode-mengajar.html (25 Oktober 2016)





[1] Diakses dari, https://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi pada tanggal 17 Oktober 2018
[3] Ahmad SabriStrategi Belajar Mengajar Micro Teaching (Jakarta : Quantum teaching, 2005). Hlm. 52-53
[4] Drs. H. M. Suparta, MA, et al,  Metodologi pengajaran agama islam (Jakarta: Amissco, 2008), Hlm. 170