MAKALAH
HUBUNGAN ANTARA TAKSONOMI
TUJUAN PENDIDIKAN DAN EVALUASI HASIL BELAJAR
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajan PAI
Dosen
Pengampu : Nasrudin, M.Pd.I
Di susun
Oleh Kelompok 3 :
Esti
Amelia (2016.1962)
Resi
Restiani (2016.1306)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jln.Lio Balandongan (Begeg) No.74 Kel.
Cikondang, Kec. Citamiang, Kota Sukabumi
www.staisukabumi.blogspot.com Email: stai.sukabumi@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul “Hubungan antara Taksonomi Tujuan Pendidikan dan
Evaluasi Hasil Belajar” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Evaluasi
Pembelajaran PAI, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat
dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan
sebagaimana mestinya.
Sukabumi,
27 Oktober 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................
A. LATAR
BELAKANG.......................................................................
B. RUMUSAN
MASALAH...................................................................
C. TUJUAN.............................................................................................
D. MANFAAT.........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................
A. Taksonomi Tujuan
Pendidikan...................................................
a. Pengertian
Taksonomi Pendidikan...................................................
b. Arti
dan Letak Taksonomi Tujuan Pendidikan...................................................
c. Taksonomi Bloom...................................................
B. Evaluasi Hasil Belajar...................................................
a. Pengertian
Evaluasi..........................................................................................
b. Hasil
Belajar Sebagai Objek Penilaian..................................................................
BAB III
PENUTUP.......................................................................................
A. KESIMPULAN...................................................................................
B. SARAN................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanyaan pokok sebelum penilaian ialah apa yang harus
dinilai itu. Terhadap pertanyaan ini kita kembali pada unsur-unsur yang
terdapat dalam proses belajar-mengajar. Ada empat unsur utama proses
belajar-mengajar yakni tujuan-bahan metode dan alat sertta penilaian. Tujuan
sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya ada adalah rumusan
tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau
menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah seperangkat pengetahuan ilmiah
yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau dibahas dalam proses
belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan
alat adalah cara atau teknik yang dugunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan
penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi
sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam tujuan
pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotoris.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud taksonomi tujuan pendidikan ?
2. Apa
yang dimaksud evaluasi hasil belajar ?
3. Apa
hubungan antara taksonomi tujuan pendidikan dan evaluasi hasil belajar ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apa itu Taksonomi Tujuan Pendidikan
2. Untuk
mengetahui apa itu Evaluasi Hasil Belajar
3. Untuk
mengetahui Hubungan antara Taksonomi tujuan pendidikan dan Evaluasi Hasil
belajar
BAB II
PEMBAHASAN
1. Taksonomi
Tujuan Pendidikan
a. Pengertian
taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti
untuk mengklasifikasi, dan “nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian
atau pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi
berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Klasifikasi
bidang ilmu, kaidah, dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.
b. Arti
dan letak taksonomi tujuan pendidikan
Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran para guru bahwa tujuan pelajaran harus di rumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Jadi, tujuan pendidikan bukanlah sesuatu yang perlu di rahasiakan. [1]
Sejak lahirnya kurikulum PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan) yang kemudian disusul oleh lahirnya kurikulum tahun 1975, telah mulai tertanam kesadaran para guru bahwa tujuan pelajaran harus di rumuskan sebelum proses belajar-mengajar berlangsung. Jadi, tujuan pendidikan bukanlah sesuatu yang perlu di rahasiakan. [1]
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada tiga tingkatan
yaitu:
1) Tujuan
umum pendidikan
2) Tujuan
yang didasarkan atas tingkah laku (taksonomi)
3) Tujuan
yang lebih jelas yang dapat dirumuskan secara operasional
c. Taksonomi
Bloom
Model taksonomi Bloom merupakan salah satu pengembangan
teori kognitif, yang biasa sering dikaitkan dengan persoalan dalam merumuskan
tujuan pembelajaran dan masalah standar evaluasi atau pengukuran hasil belajar
sebagai pengembangan sebuah kurikulum. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi
yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh
Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi
menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Adapun
prinsip dasar taksonomi tujuan pendidikan menurut Bloom dan
krathwohl, yaitu[2]:
1) Prinsip
metodelogis
2) Prinsip
psikologis
3) Prinsip
logois
4) Prinsip
tujuan
Taksonomi tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi
tujuan pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan
kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain
kognitif, afektif dan psikomotor.
Berbicara tentang taksonomi perilaku siswa sebagai tujuan
belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran
dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran, yang dikenal dengan
sebutan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy).
Menurut Bloom perilaku individu dapat diklasifikasikan ke
dalam 3 (tiga) ranah, yaitu:
1) Ranah
kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di
dalamnya mencakup:
a) pengetahuan
(knowledge),
b) pemahaman
(comprehension),
c) penerapan
(application),
d) penguraian
(analysis),
e) memadukan
(synthesis),
f) penilaian
(evaluation);
2) Ranah
afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat,
sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup:
a) Pandangan
atau pendapat (oponion)
b) sikap
atau penilaian (attitude,value)
3) Ranah
psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang
melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan
fungsi psikis. Ranah ini terdiri dari :
a) kesiapan
(set),
b) peniruan
(imitation),
c) membiasakan
(habitual),
d) menyesuaikan
(adaptation)
e) menciptakan
(origination).
Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh
guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.
Dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja operasional
yang menggambarkan bentuk perilaku yang hendak dicapai melalui suatu
pembelajaran.
2. EVALUASI
HASIL BELAJAR
a. Pengertian
Evaluasi
Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah
proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai
proses pengukuran akan
efektifitas strategi yang
digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai analisis
situasi program berikutnya. Adapun menururt ahli mereka mendefinisikannya
sebagai berikut :
a. Guba
dan Lincoln (hamid hasan, 1988) mendefinisikan evaluasi itu
merupakan suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu
yang dipertimbangkan (evaluation).
b. Wiersma
dan jurs evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pungukuran dan mungkin juga
berisi pengambilan keputusan tentang nilai.
c. Arikunto
yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai.
Sedangkan evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara
yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan
juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru
dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi,
penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.
Dari konsep yang di kemukakan oleh Guba dan Lincoln diatas
ada dua karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan
suatu proses, kedua evaluasi berhubungan dengan nilai.[3]
b. Hasil
belajar sebagai objek penilaian
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang
harus di nilai. Terhadap pertanyaan ini kita kembali kepada unsur-unsur yang
terdapat dalam proses belajar-mengajar. Dalam sistem pendidikan nasioanal
rumusan tujuan pendididikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotoris.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga
ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak nilai oleh para pendidik di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran. Selanjutnya, kami akan memaparkan masing-masing dari ranah
tersebut.
1) Penilaian
ranah kognitif terdiri atas :
a) Tipe
hasil belajar : pengetahuan
Istilah pengatahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kataknowledge dalam
taksonomi Bloom, pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonomi
Bloom. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar
berikutnya. Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat
mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, dll tanpa harus mengetahui atau
dapat menggunakannya. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini
antara lain: benar-salah, menjodohkan isian atau jawaban singkat dan pilihan
ganda.
b) Tipe
hasil belajar: pemahaman
Kemampuan ini pada umumnya mendapat penekanan dalam proses
belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang di ajarkan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa
harus menghubunkan dengan hal yang lain. Bentuk soal yang sering di gunakan
adalah pilihan ganda atau uraian. Kemampuan pemahaman dapat dibedakan kedalam
tiga kategori yaitu:
· Menerjemahkan (translation)
· Menginterprestasi (interprestation)
· Mengekstrapolasi (extrapolation)
c) Tipe
hasil belajar: penerapan
Penerapan adalah pengguaan abstraksi pada situasi yang
kongkret atau situasi khusus. Dalam jenjang kemampuan ini peserta didik di
tuntut kesanggupan umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip,
serta teori-teori dalam situasi baru dan kongkret. Pengukuran ini umumnya
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving)
d) Tipe
hasil belajar: analisis
Dalam jenjang kemapuan ini seseorang di tuntut untuk dapat
menguraikan situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau
komponen-komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan atas tiga
kelompok yaitu :
· Analisis
unsur
· Analisis
hubungan
· Analisis
prinsip-prinsip yang terorganisasi
e) Tipe
hasil belajar: sintetis
Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan faktor yang ada. Hasil yang
diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa: tulisan dan rencana atau
mekanisme.
f) Tipe
hasil belajar: evaluasi
Dalam jenjang kemapuan ini seseorang dituntut untuk dapat
mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu
kriteria tertentu. yang terpenting dalam evaluasi ialah menciptakan kriteria
tertentu. Yang penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisinya sedemikian
rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria standar, atau ukuran untuk
mengevaluasi sesuatu.
2) Penilaian
ranah afektif
Ranah afektif meliputi lima jenjang kemapuan yaitu:
a) Meneriama,
yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
b) Menjawab,
yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari
luar
c) Menilai,
yaitu yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau
stimulus.
d) Organisasi,
yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan
satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya.
e) Karakteristik
nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan sistem nilai yang telah
dimiliki sesorang , yang mempengaruhi kepribadian dan tingkah lakunya.
3) Penilaian
ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotoris meliputi tiga tingkatan
keterampilan yakni :
a) Keterampilan
motorik (muscular or motor skills) yaitu: memperlihatkan
gerak, menunjukan hasil, menggerakan, menampilkan, melompat dan sebagainya.
b) Manipulasi
benda (manipulation of materials or objects) : menyusun,
membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi, dan sebagainya.
c) Koordinasi
neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong dan sebagainya.
3. Hubungan
antara taksonomi tujuan pendidikan dan evaluasi hasil belajar
Pada dasarnya kedua pengertian ini sama-sama mempunyai
tujuan yang sama dalam dunia pendidikan. Dengan objek yang sama yaitu peserta
didik, disini dibahas tentang bagaimana tujuan pendidikan tercapai dan mengukur
hasil akhir belajar dengan evaluasi. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan membaginya menjadi tiga ranah, a) ranah kognitif, b) ranah
afektif, c) ranah psikomotoris. Semua ranah ini dilakukan untuk membantu
berjalannya kegiatan belajar mengajar agar tujuan pendidikan yang ditentukan
tercapai, begitu pula dengan evaluasi hasil belajar itu untuk membantu mengukur
seberapa mampu peserta didik menguasai materi yang diajarkan. Tujuan pengajaran
pada intinya adalah diperolehnya bentuk tingkah laku menjadi lebih baik, yang
belum tahu jadi lebih banyak tahu tentang ilmu pengetauan melalui belajar yang
di sampaikan oleh seorang pendidik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan evaluasi dan taksonomi di atas dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Evaluasi
dalam sistem pendidikan dan pengajaran adalah komponen yang urgen yang harus
dilakukan terutama untuk tujuan mengetahui pencapaian keberhasilan proses
pendidikan dan pengajaran yang telah dijalankan.
2. Tujuan
pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk perubahan tingkah laku baru
pada peserta didik yang menurut Benyamin S Bloom terbagi dalam tiga ranah
tujuan pengajaran yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang dikenal
dengan taksonomi Bloom.
3. Taksonomi
Bloom dikembangkan dari teori psikologi kognitif dan dirumuskan pertama kali
tahun 1956. Setiap ranah/domain tersusun atas kategori-kategori atau
subkategori yang menunjukkan tingkat kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh
peserta didik.
4. Dalam
evaluasi pendidikan taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai acuan melakukan penilaian secara lebih komprehensif
dan terperinci mencakup ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor)
dan mencakup sub-sub kategorinya.
B. SARAN
Evaluasi sangat
diperlukan dalam kegiatan pendidikan, guna untuk mengkoordinir kagiatan-
kegiatan yang dilakukan serta untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran.
Selain itu evaluasi juga berguna untuk
diri sendiri agar senantiasa selalu berintrofeksi diri menjadi pribadi yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ari Kunto Suharsisni, “Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan”, Bumi Aksara ; jakarta : 2012
Daryanto , “Evaluasi Pendidikan”, Rineka Cipta ;
jakarta : 2008
Sanjaya Wina, “ Perencanaan & Desain Sistem
Pembelajaran”, Kencana Prenada Media Grup ; jakarta : 2010
Sudjana Nana, “ Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar” , PT.Remaja Rusda Karya ; Bandung : 2006
Diakses dari : http://rifkiyafitriyamulyanie.blogspot.com/2015/04/hubungan-antara-taksonomi-tujuan. pada tanggal 22 Oktober 2018